Ahad, 28 Oktober 2012

AYUH PEMUDA!!




AYUH PEMUDA!!

PEMUDA adalah usia berharga dalam kehidupan seseorang manusia . Masa muda merupakan fasa dalam pertumbuhan fizikal dan mental manusia. Dalam peringkat usia muda kemampuan manusia berada di puncaknya. Subhanallah, sedarlah sahabat sekalian ini adalah nikmat Allah yang seharusnya dimanfaatkan dengan sebaik-sebaiknya untuk amal kebaikan guna meraih redha Allah Ta’ala.

CABARAN PEMUDA

Sedarlah sahabat sekalian, bersamaan dengan itu, masa muda adalah masa yang penuh dengan godaan untuk memperturutkan hawa nafsu. Seorang pemuda dalam fasa pembangunan fizikal dan mental, banyak mengalami cabaran dalam pikiran maupun jiwanya dan ini sering menyebabkan PEMUDA mengalami keguncangan dalam hidup. Menurut Abdullah Nasih Ulwan, dalam bukunya Pemuda Muslim Dalam Menghadapi Cabaran Masa Kini menyatakan 5 jenis cabaran yang dihadapi oleh PEMUDA MUSLIM
a)    Cabaran syaitan dan hawa nafsu.
b)   Cabaran serangan pemikiran.
c)    Cabaran keruntuhan akhlaq.
d)    Cabaran kerajaan sekular.
e)    Cabaran putus asa dalam kerja Islam.




MOTIVASI KEPADA PEMUDA

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …”(Riwayat Bukhari dan Muslim)

Hadis yang agung ini menunjukkan betapa besarnya perhatian Islam terhadap hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi seorang PEMUDA MUSLIM sekaligus menjelaskan keutamaan besar bagi seorang pemuda yang memiliki sifat yang disebutkan dalam hadits ini.

Imam Abul ‘Ula al-Mubarakfuri berkata: “(Dalam hadits ini) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhusukan (penyebutan) “seorang pemuda” karena (usia) muda adalah (masa yang) berpotensi besar untuk didominasi oleh nafsu syahwat, disebabkan kuatnya pendorong untuk mengikuti hawa nafsu pada diri seorang pemuda, maka dalam kondisi seperti ini untuk berkomitmen dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah (tentu) lebih sulit dan ini menunjukkan kuatnya (nilai) ketakwaan (dalam diri orang tersebut)”

BIMBINGAN ISLAM UNTUK PEMUDA

Syaikh Muhammad bin Shaleh al-‘Utsaimin berkata, “Sesungguhnya masalah (di kalangan) para pemuda sangat banyak dan bermacam-macam, karena manusia di masa mudanya akan mengalami pertumbuhan pada fizikal, mental dan akalnya. Masa muda adalah masa pertumbuhan, sehingga timbullah perubahan yang sangat cepat (pada dirinya). Oleh karena itulah, dalam masa ini amat diperlukan persedianya sarana-sarana untuk membatasi diri, mengekang nafsu dan pengarahan yang bijaksana untuk menjalani jalan yang lurus”..
Kemudian syaikh al-‘Utsaimin menjelaskan cara-cara untuk memperbaiki ahklak para pemuda berdasarkan petunjuk agama Islam di antaranya adalah:

1.   Memanfaatkan masa terluang dengan sebaiknya.
Masa terluang boleh menjadi satu penyakit yang boleh membinasakan mental dan juga fizikal manusia. Jika diri seseorang manusia itu tidak mengisi masa luang dengan benda yang bermanfaat maka akalnya akan beku dan buntu berfikir. Diri seorang pemuda juga  akan lemah kerana kurang beraktiviti. Implikasi daripada itu hatinya akan dipenuhi dengan benda –benda negatif malah terkadang akan melahirkan keinginan yang kotor.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 “Ada dua nikmat (dari Allah Ta’ala) yang kurang diperhatikan oleh banyak manusia (yaitu) kesehatan dan waktu luang.
Untuk mengatasi hal ini, hendaklah seorang pemuda itu berupaya untuk mengisi masa  terluang dengan kegiatan yang sesuai dan bermanfaat seperti membaca, menulis, atau kegiatan lainnya, untuk mengisi kekosongan waktu dan melatih diri menjadi anggota masyarakat yang berbuat kebaikan untuk diri dan orang lain.

2. Memilih teman yang baik
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 “Seorang manusia akan mengikuti agama teman dekatnya, maka hendaknya salah seorang darimu melihat siapa yang dijadikan teman dekatnya”.
Dalam hadits lain, baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 “Perumpamaan teman duduk (bergaul) yang baik dan teman duduk (bergaul) yang buruk (adalah) seperti pembawa (penjual) minyak wangi dan peniup al-kiir (tempat menempa besi), maka penjual minyak wangi bisa jadi dia memberimu minyak wangi, atau kamu membeli (minyak wangi) darinya, atau (minimal) kamu akan mencium aroma yang harum darinya. Sedangkan peniup al-kiir (tempat menempa besi) bisa jadi (apinya) akan membakar pakaianmu atau (minimal) kamu akan mencium aroma yang tidak sedap darinya”.

Hadits yang mulia ini menunjukkan keutamaan bergaul dengan orang-orang yang baik akhlak dan tingkah lakunya, kerana pengaruh baik akan timbul apabila bergaul dengan mereka. Hadith ini juga menunjukkan larangan bergaul dengan orang-orang yang buruk akhlaknya dan pelaku maksiat karena pengaruh buruk yang ditimbulkan dengan selalu menyertai mereka.
Oleh karena itu, hendaknya seorang pemuda harus berusaha mencari teman yang baik dan shaleh serta berakal, agar dapat mengambil manfaat darinya. Maka hendaknya seorang pemuda mempertimbang keadaan orang-orang yang dijadikan teman bergaul dengan meneliti keadaan dan akhlak mereka.

3. Memilih sumber bacaan yang baik dan bermanfaat
Membaca sumber-sumber bacaan yang merosak, baik berupa artikel, surat kabar, majalah dan lain-lain, boleh menyebabkan kerosakan akidah dan agama seseorang,  menjerumus ke jurang kebinasaan, kekafiran dan keburukan akhlak. Khususnya jika pemuda tersebut tidak memiliki latar belakang pendidikan agama yang kuat untuk dapat membedakan antara yang benar dan yang salah, serta yang bermanfaat dan membinasakan.

Untuk mengatasi masalah ini, hendaknya seorang pemuda menjauhi sumber-sumber bacaan tersebut, dan beralih kepada sumber bacaan lain yang akan menumbuhkan dalam hati kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta menyuburkan keimanan dan amal shaleh dalam diri. Perlulah seseorang pemuda  bersabar dalam melakukan semua itu, karena hawa nafsunya akan mengarah keras untuk membaca bacaan yang telah biasa dibaca, dan menjadikannya bosan serta jenuh untuk membaca bacaan yang lebih bermanfaat. Ibaratnya seperti orang yang berusaha melawan hawa nafsunya untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah, tapi nafsunya enggan dan selalu ingin melakukan perbuatan yang sia-sia dan salah.

Sumber bacaan bermanfaat yang paling penting adalah al-Qur’an dan kitab-kitab tafsir yang berisi riwayat-riwayat tafsir yang shahih dan penafsiran akal yang benar. Demikian juga hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama ahlus sunnah berdasarkan dua sumber hukum Islam ini.

Penutup
Demikianlah, semoga aktikel bermanfaat dan menjadi motivasi bagi kaum muslimin, terutama para pemuda, untuk mengusahakan kebaikan bagi diri dan membiasakan diri untuk selalu menetapi amal shaleh dan ibadah kepada Allah Ta’ala, agar mereka termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mendapatkan keutamaan dan kemuliaan besar dari Allah Ta’ala, sebagimana dalam hadits-hadits yang tersebut di atas.

*Terjemahan artikel asal "Pemuda yang Mendapat Naungan Allah" (Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA)

 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan